Ironis sekali nasib Pluto. Setelah sebelumnya sempat masuk ke dalam urutan planet di tata surya, pada tahun 2012 lalu ia harus rela “dikeluarkan” dari kelompok planet lantaran masalah orbit dan ukuran.

Namun beberapa waktu lalu, Owen Gingerich, ketua IAU Planet Definiton Committee, yang juga seorang pengajar di Harvard menyatakan bahwa Pluto seharusnya kembali menjadi planet. Hal ini tentunya menimbulkan debat panjang antara para kaum ilmuwan. 

“Planet merupakan sebuah kata, yang definisinya dapat berubah-ubah. Sesuai perkembangan jaman.”

Sementara itu, associate director IAU, Gareth Williams menolak apabila Pluto kembali diklasifikasikan sebagai planet. “Berbeda dengan delapan planet lain yang mengorbit matahari dengan lintasan datar, serta memiliki jarak yang “bersih” [tidak terlalu banyak dikotori oleh benda angkasa] dengan planet tetangganya, Pluto mengorbit matahari pada sudut 17 derajat, dan terkadang melewati orbit Neptunus”. Gareth juga menegaskan bahwa Pluto juga berukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil daripada bulan.

Namun kali ini ia harus melawan dua rekan sejawatnya, Owen dan Dimitar Sasselov [Direktur Harvard of Origin Live Initiative], yang bersikeras menyatakan bahwa sudah seharusnya Pluto kembali menjadi planet. Debat yang berlangsung sejak 18 September lalu ini,  rencananya akan dilanjutkan pada Agustus 2015 dalam pertemuan IAU di Honolulu, Amerika Serikat. [Teks:@Intankirana| sumber| foto: usatoday]