Hard Rockers pasti sudah nggak asing dengan istilah Bucket Hat atau topi yang biasanya dipakai ala-ala nelayan. Di tahun 2015 ini, bucket hat eksis lagi nan sedang melambung naik keberadaannya.

Nggak cewek atau cowok hampir semua memakai topi ini. Bucket hat sepertinya sedikit mengalahkan keberadaan jenis topi lainnya, salah satunya snapback. Memang sih namanya model itu tergantung selera, namun yang ingin dijelaskan disini, apakah Lo semua udah tahu sejarah dari bucket hat? Pastinya belom dong ya.

Bucket hat atau disebut juga dengan crusher hat, merupakan topi yang tipikal dibuat dari bahan kanvas atau denim. Topi ini mempunyai desain khusus, yaitu dua buah lubang kecil yang dilapisi bahan metal yang berfungsi untuk pertukaran udara di dalam topi.

Pada awalnya topi ini dibuat khusus untuk olahraga dan sekedar melindungi dari panasnya matahari. Bucket hat diperkenalkan mulai pada tahun 1900-an dan mulai dipakai sebagai fashion items pada tahun 60-an, yang biasanya dipakai oleh kaum rapper. Bucket hat menjadi terkenal karena modelnya yang simpel dan bisa dilipat-lipat masuk ke dalam kantong celana.

Tahu nggak kalau bucket hat punya beberapa sebutan di negara lain?

1. Di Australia, topi ini mempunyai sebuatan yang sama seperti kita, Bucket Hat. Berbeda dengan Giggle Hat atau Boonie Hat yang biasanya dipakai oleh tentara Australia dan tukang kebun. Boonie Hat mirip dengan Bucket Hat, bedanya Boonie Hat memiliki tali.

2. DI Israel, orang-oranng menyebutnya dengan Rafael Hat. Merujuk pada sorang politikus bernama Rafael Eitan yang gemar memakai topi tersebut.

3. Di Swedia disebut sebagai Beppehatt.  Hal ini dikarenakan seorang seniman asal Swedia bernama Beppe Wolgers yang selalu memakai topi jenis ini, dan membuat populer di Swedia pada tahun 90-an

4. Orang-orang Rusia menyebutnya dengan Panamka

5. Di Inggris, mereka menyebutnya dengan Reni Hat setelah drummer band Stone Roses, Reni yang selalu menggunakan topi jenis ini, sehingga mudah dikenali. [teks @chrissjee | foto huffingtonpost.com]